PRETEST STRUKTUR ATOM

Jumat, 03 Desember 2010

1. Unsur X mempunyai nomor atom 20 dan unsur Y mempunyai nomor atom 9. Tentukan rumus
Senyawa yang terbentuk dari kedua unsur ini...
2. Tentukan Bentuk molekul SF6 (nomor atom S = 16)
3. Tentukan keempat Bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron terakhir pada Cu
(No.atom 29)
READ MORE - PRETEST STRUKTUR ATOM

PRETEST KESETIMBANGAN KIMIA

1. Agar dapat diperoleh gas HBr sebanyak-banyaknya sesuai reaksi:
H2(g) + Br2(g) ←⎯⎯⎯→ 2 HBr(g) ΔH = +25 kJ/mol dapat ditempuh dengan cara … .
A. pada suhu tetap, volume diperbesar
B. pada suhu tetap, tekanan diperkecil
C. suhu diperbesar
D. suhu dikurangi
E. pada suhu tetap, ditambah katalisator

2. Apa yang anda ketahui tentang bahan bakar alternatif selain bensin/solar, jelaskan??
READ MORE - PRETEST KESETIMBANGAN KIMIA

PRETEST THERMOKIMIA

1. Jika diketahui persamaan termokimia:
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g) ΔH = –90 kJ
4 NH3(g) + 5 O2(g) → 4 NO(g) + 6 H2O(g) ΔH = –1.140 kJ
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g) ΔH = –560 kJ
maka ΔH untuk reaksi N2(g) + O2(g) → 2 NO(g) adalah ... .

2. Diketahui energi ikatan rata-rata dari:
C = C = 598 kJ/mol
C – C = 346 kJ/mol
H – H = 436 kJ/mol
C – H = 415 kJ/mol
Besarnya perubahan entalpi pada reaksi: C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g) adalah ... .
READ MORE - PRETEST THERMOKIMIA

PRETEST LAJU REAKSI

1. Laju suatu reaksi bertambah tiga kali lebih cepat setiap kenaikan suhu 10 °C. Jika laju reaksi pada suhu 25 °C adalah 4 M/detik, maka laju reaksi pada suhu 45 °C adalah ... .

2. Untuk reaksi A + B --> C diperoleh data sebagai berikut.

Dapat disimpulkan bahwa orde reaksi total dari reaksi tersebut adalah ... .

3. Dari reaksi: 2 NO(g) + Br2(g) --> 2 NOBr(g), diperoleh data percobaan sebagai
berikut.

Persamaan laju reaksi untuk reaksi di atas adalah ... .
READ MORE - PRETEST LAJU REAKSI

Asam amino

Senin, 19 Juli 2010


READ MORE - Asam amino

Telepon Cerdas Pendeteksi Bahan Kimia

Senin, 21 Juni 2010


Apabila dikatakan saat ini merupakan eranya telepon cerdas (smartphone), tam paknya memang tidak berlebihan.

Betapa tidak, selain penggunaannya semakin marak, telepon cerdas itu kini bukan sekadar perangkat telekomunikasi, tetapi juga perangkat plus-plus yang memiliki banyak fungsi lainnya.

Pemutar musik MP3, pelacak lokasi karena dilengkapi fasilitas GPS, dan pemindai bar code merupakan beberapa aplikasi yang bisa dijalankan melalui telepon seluler.

Oleh karena itu, tidak heran jika ponsel dengan beragam fungsi itu disebut dengan telepon cerdas. “Kecerdasan” ponsel tampaknya semakin meningkat ketika ke dalam perangkat itu ditambahkan fungsi yang berkaitan dengan kesehatan.

Apabila selama ini sejumlah penelitian menyebutkan penggunaan ponsel bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, ke depan justru akan berbalik.

Bukan tidak mungkin ponsel bisa berfungsi melindungi penggunanya dari ancaman bahan kimia beracun. Baru-baru ini, ponsel yang memiliki fungsi mendeteksi keber adaan bahan-bahan kimia berbahaya itu dikembangkan oleh Direktorat Homeland Security Science and Technology Cell-All, Amerika Serikat.

Menurut Stephen Dennis, manajer program Cell-All, seperti dikutip Science Daily, pihaknya tengah merancang sebuah teknologi berbiaya murah namun efektif mendeteksi keberadaan bahan-bahan kimia mematikan itu yang ada di lingkungan sekitar pengguna.

Dua jenis bahan kimia yang terbilang berbahaya tersebut antara lain gas klorin dan sarin. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijau-hijauan dan sangat beracun, sedangkan dalam bentuk cairan, senyawa itu berwarna kuning kecokelat- cokelatan.

Senyawa dengan rumus kimia Cl2 itu memiliki bobot yang lebih besar daripada udara. Senyawa itu juga sangat reaktif dan bisa bereaksi dengan senyawa lain.

Baik dalam bentuk gas maupun cair, klorin sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan luka permanen, penyakit paru-paru seperti sesak napas, emphisema, dan bronchitis.

Bahkan dalam taraf yang lebih parah, senyawa itu bisa mengakibatkan kematian. Gas sarin juga sama bahayanya dengan klorin.

Awalnya sarin dibuat sebagai pestisida, namun berdasarkan penyelidikan lebih lanjut, diketahui bahwa zat itu berefek mematikan. Apabila gas sarin terhirup atau terserap melalui pori-pori kulit, gas itu akan menyerang sistem saraf.

Tidak lama kemudian, orang yang menghirup gas tersebut akan mengalami mual-mual, pusing, kejang otot, serta terganggu pernapasannya.

Dalam dosis tinggi, gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak ada rasanya itu bisa langsung melumpuhkan otot paru-paru dan mencegah tubuh menghentikan proses pengeluaran zat tersebut.

Karenanya, korban pun akan merasa tercekik dan tidak bisa bernapas. Gas-gas berbahaya itu tidak mudah dideteksi oleh mata telanjang.

Namun, dengan perangkat ponsel yang di dalamnya disematkan chip, bahan-bahan tersebut bisa dilacak. Chip yang dikembangkan Cell- All itu harganya terbilang murah, tidak lebih dari 1 dollar AS.

Perangkat elektronik berukuran kecil tersebut bekerja sebagai sensor yang memungkinkan ponsel mendeteksi keberadaan bahan-bahan kimia berbahaya di udara. “Ini adalah sebuah teknologi yang cerdik.

Chip yang ditanamkan di ponsel akan menangkap tandatanda pencemaran akibat bahan-bahan kimia tersebut di sekitar lokasi,” papar Dennis. Sensor kemudian menginformasikan tanda-tanda itu kepada pengguna ponsel.

Seperti halnya perangkat lunak antivirus yang berperan sebagai mata-mata dalam kamendeteksi keberadaan virus dalam komputer, chip itu pun bekerja dengan cara yang sama.

Mengeluarkan Peringatan Ketika chip menangkap adanya ancaman bahan-bahan kimia berbahaya di lingkungan, alat itu akan mengidentifikasi dan mengirimkan informasi ke stasiun pusat. Selanjutnya, sensor akan mengeluarkan peringatan kepada pengguna ponsel.

Peringatan tersebut akan menginformasikan jenis gas, waktu, dan lokasi bahan kimia berbahaya tersebut.

Adapun cara penyampaian peringatan tersebut bisa beragam, melalui getaran, suara, pesan teks, atau panggilan telepon yang bisa dipilih pengguna.

Peringatan pertama akan dikirim ke pengguna ponsel, dan peringatan kedua disebarkan ke orang banyak.

Teknologi yang tengah dikembangkan bersama-sama dengan empat vendor ponsel di dunia itu memungkinkan pesan akan disampaikan secara benar ke publik.

Pengiriman data yang dilakukan secara digital itu menjadikan kesalahan-kesalahan dalam pengiriman informasi tereliminasi.

Dengan demikian, kualitas informasi yang disampaikan kepada pihak penerima pertama dan berikutnya pun akan terjaga.

Selama ini, kebocoran bahanbahan kimia yang mematikan makhluk hidup bisa berlangsung kapan saja dan di mana saja.

Tidak hanya di bangunan-bangunan tertutup seperti kantor, tetapi juga di ruang-ruang publik seperti pusat perbelanjaan, terminal bus, kereta, atau jalan raya.

Oleh karena itu, penggunaan ponsel yang dilengkapi sensor pendeteksi zat kimia beracun itu secara langsung akan meningkatkan keselamatan penggunanya.

Selain itu, perangkat tersebut bisa mempercepat proses penanganan korban sehingga terhindar dari kemungkinan terburuk.

Semua proses kerja yang berlangsung dalam sensor chip itu, mulai dari pendeteksian, pengidentifikamendeteksi sian, hingga peringatan adanya ancaman bahaya bahan-bahan kimia itu, dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 60 detik.

Hebat nya lagi, proses pengiriman peringatan yang dilakukan ke khalayak luas itu berlangsung secara real time.

Jadi, selain cepat, informasi yang disampaikan mencakup area yang lebih luas. Dengan cara kerja seperti itu, bisa dikatakan ponsel tersebut menjadi sebuah perangkat detektor kimia yang sifatnya portable.

Perangkat itu mudah dibawa dan disimpan di mana pun oleh pemiliknya, baik di dompet, tas, maupun saku celana dan kemeja.

Memang, tahapan komersiali sasi perangkat komunikasi itu tampaknya memerlukan waktu be berapa tahun lagi.

Namun, apabila melihat fungsinya, bukan tidak mungkin ponsel tersebut akan menjadi gadget yang dicari banyak pihak. Selain pengguna individu, lembaga- lembaga pemerintah sepertinya bakal memburu ponsel multifungsi itu.
nik/L-2
READ MORE - Telepon Cerdas Pendeteksi Bahan Kimia

 
 
 

World Cup 2010